Kamis, 09 Juni 2011

Reptil Part 4 (Bangsa Crocodylia/Buaya)

Buaya adalah reptil bertubuh besar yang hidup di air. Secara ilmiah, buaya meliputi seluruh spesies anggota suku Crocodylidae, termasuk pula buaya ikan (Tomistoma schlegelii). Meski demikian nama ini dapat pula dikenakan secara longgar untuk menyebut ‘buaya’ aligator, kaiman dan gavial; yakni kerabat-kerabat buaya yang berlainan suku.
Buaya umumnya menghuni habitat perairan tawar seperti sungai, danau, rawa dan lahan basah lainnya, namun ada pula yang hidup di air payau seperti buaya muara. Makanan utama buaya adalah hewan-hewan bertulang belakang seperti bangsa ikan, reptil dan mamalia, kadang-kadang juga memangsa moluska dan krustasea bergantung pada spesiesnya. Buaya merupakan hewan purba, yang hanya sedikit berubah karena evolusi semenjak zaman dinosaurus.

Reptil Part 3 (Bangsa Tuatara/Rhynchocephalia)

         Tuatara merupakan reptil endemik Selandia Baru menyerupai kadal, sebenarnya bagian dari garis keturunan yang berbeda. Kedua spesies Tuatara adalah merupakan anggota yang masih hidup dari ordo ini, yang berkembang sekitar 200 juta tahun yang lalu. Garis kekerabatan terdekat yang masih ada yaitu dengan ordo squamata (kadal dan ular). Untuk alasan ini, tuatara menjadi perhatian besar dalam studi tentang evolusi kadal dan ular, dan untuk rekonstruksi penampilan dan kebiasaan.

Selasa, 07 Juni 2011

Reptil Part 2 (Bangsa Squamata/ Kadal & Ular)

Amphisbaenia (kadal cacing)
Serpentes (ular)
Lacertilia (kadal)


Squamata adalah ordo terbesar reptil, termasuk kadal dan ular. Anggota ordo ini dibedakan oleh kulit mereka, yang yang bersisik atau perisai. Mereka juga memiliki tulang rahang bergerak, sehingga memungkinkan untuk menggerakkan rahang atas relatif terhadap tempurung otak. Hal ini terutama terlihat dalam ular, yang mampu membuka mulut mereka yang sangat luas untuk mengakomodasi mangsa relatif besar. Mereka adalah golongan reptil yang paling bervariasi ukurannya, mulai dari 16 milimeter Jaragua Sphaero (Sphaerodactylus ariasae) sampai 8 meter Anaconda Hijau (Eunectes murinus). Ordo Squamata dibagi menjadi tiga subordo yaitu Lacertilia (kadal), Serpentes (ular), Amphisbaenia (kadal cacing).

Reptil Part 1 (Bangsa Testudinata/Kura-Kura)

           Kura-kura dan penyu adalah hewan bersisik berkaki empat yang termasuk golongan reptil. Bangsa hewan yang disebut (ordo) Testudinata ini khas dan mudah dikenali dengan adanya ‘rumah’ atau batok (bony shell) yang keras dan kaku.
Batok kura-kura ini terdiri dari dua bagian. Bagian atas yang menutupi punggung disebut karapas (carapace) dan bagian bawah (ventral, perut) disebut plastron. Kemudian setiap bagiannya ini terdiri dari dua lapis. Lapis luar umumnya berupa sisik-sisik besar dan keras, dan tersusun seperti genting; sementara lapis bagian dalam berupa lempeng-lempeng tulang yang tersusun rapat seperti tempurung. Perkecualian terdapat pada kelompok labi-labi (Trionychoidea) dan jenis penyu belimbing, yang lapis luarnya tiada bersisik dan digantikan lapisan kulit di bagian luar tempurung tulangnya.

Amfibi Part 3 (Bangsa Anura/Kodok/Katak)

Kodok
Katak











          Katak (frog) dan kodok (toad) adalah hewan amfibia yang paling dikenal orang di Indonesia. Anak-anak biasanya menyukai kodok dan katak karena bentuknya yang lucu, kerap melompat-lompat, tidak pernah menggigit dan tidak membahayakan. Hanya orang dewasa yang kerap merasa jijik atau takut yang tidak beralasan terhadap kodok.Kedua macam hewan ini bentuknya mirip. Katak bertubuh pendek, gempal atau kurus, berpunggung agak bungkuk, berkaki empat dan tak berekor (anura: a tidak, ura ekor). Katak umumnya berkulit halus, lembab, dengan kaki belakang yang panjang. Sebaliknya kodok berkulit kasar berbintil-bintil sampai berbingkul-bingkul, kerapkali kering, dan kaki belakangnya sering pendek saja, sehingga kebanyakan kurang pandai melompat jauh. Namun kedua istilah ini sering pula dipertukarkan penggunaannya.

Senin, 06 Juni 2011

Amfibi Part 2 (Bangsa Caudata/Salamander)

     Caudata atau Salamander adalah nama umum dari sekitar 500 spesies amfibi. Mereka biasanya ditandai dengan tubuh ramping mereka, hidung pendek, dan ekor panjang. Salamander sebagian besar memiliki empat jari kaki pada kaki depan dan lima jari di belakang. Kelembaban kulit mereka biasanya membuat mereka bergantung pada habitat di dalam atau dekat air, atau di bawah perlindungan (misalnya, tanah lembab), seringkali dalam lahan basah. Beberapa spesies salamander hidup pada daerah berair permanen, dan sebagian pada daerah dengan air sementara, dan ada pula yang seluruhnya terrestrial pada individu dewasa. Salamander termasuk hewan unik di antara vertebrata, karenamampu meregenerasi anggota tubuh yang hilang, serta bagian tubuh lainnya.

Amfibi Part 1 (Bangsa Sesilia/Gymnophiona/Apoda)

Sesilia, Gymnophiona atau Apoda adalah ordo amfibia yang bertubuh serupa cacing besar atau ular. Hewan ini amat langka. Selain karena hanya ditemukan di daerah hutan-hutan yang masih baik, sesilia hidup di dalam tanah yang gembur, di dekat sungai atau rawa-rawa; sehingga jarang sekali didapati oleh manusia. Dalam bahasa Jawa mereka disebut ulo duwel
Nama sesilia berasal dari bahasa Latin caecus = buta, merujuk pada matanya yang kecil atau tidak ada. Nama itu berasal dari nama taksonomis dari spesies pertaa yangdideskripsikan Carolus Linnaeus, yang diberi nama Caecilia tentaculata. Nama taksonomis ordo ini berasal dari bahasa Yunani γυμνος (gymnos, telanjang) dan οφις (ophis, ular), karena mulanya sesilia dianggap berkerabat dengan ular.

Katak Terkecil di Dunia

Seekor katak terkecil di dunia ditemukan di Pulau Kalimantan dengan ukuran kurang dari 1,5 centimeter. Katak ini ditemukan tim peneliti yang dipimpin Drs. Indraneil Das dan Alexander Haas dari Institut Keanekaragaman Hayati dan Konservasi Lingkungan di Universiti Malaysia Sarawak, dan Biozentrum Grindel und Zoologisches Museum Hamburg.

Katak Terbesar di Dunia

Katak Goliath, Conraua goliath adalah katak terbesar di bumi yang masih ada. Katak ini dapat tumbuh hingga 33 cm (13 inci) panjang dari moncong sampai anus, dan beratnya dapat mencapai 3 kg lebih. Katak ini memiliki kisaran habitat yang relatif kecil, terutama di Kamerun dan Khatulistiwa Guinea. Populasinya banyak berkurang akibat perusakan habitat, koleksi untuk konsumsi sebagai makanan dan koleksi untuk perdagangan hewan peliharaan.

Rabu, 01 Juni 2011

Klasifikasi Reptil


Kata Reptilia berasal dari kata reptum yang berarti melata. Reptilia merupakan kelompok hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya bernafas dengan peru-paru. Ciri umum kelas ini yang membedakan dengan Kelas yang lain adalah seluruh tubuhnya tertutup oleh kulit kering atau sisik. Kulit ini menutupi seluruh permukaan tubuhnya dan pada beberapa anggota ordo atau sub-ordo tertentu dapat mengelupas atau melakukan pergantian kulit baik secara total yaitu pada anggota Sub-ordo Ophidia dan pengelupasan sebagian pada anggota Sub-ordo Lacertilia. Sedangkan pada Ordo Chelonia dan Crocodilia sisiknya hampir tidak pernah mengalami pergantian atau pengelupasan. Kulit pada reptil memiliki sedikit sekali kelenjar kulit (Zug, 1993).

Klasifikasi Amfibi


Amfibia atau amfibi (Amphibia), umumnya didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang (vertebrata) yang hidup di dua alam; yakni di air dan di daratan (Iskandar 1998). Amfibia bertelur di air, atau menyimpan telurnya di tempat yang lembab dan basah. Ketika menetas, larvanya yang dinamai berudu hidup di air atau tempat basah tersebut dan bernafas dengan insang. Setelah beberapa lama, berudu kemudian berubah bentuk (bermetamorfosis) menjadi hewan dewasa, yang umumnya hidup di daratan atau di tempat-tempat yang lebih kering dan bernapas dengan paru-paru.